“Jika hari ini kita yang dari generasi 80-an
memimpin bangsa ini, lantas memikirkan bagaimana masa depan bangsa 10 tahun ke
depan, maka kita mesti memikirkan kondisi generasi 90-an. Jika membayangkan
hingga 20 tahun ke depan, maka kita mesti memikirkan kondisi generasi 2000an.
Begitulah seterusnya, hingga sebisa mungkin memikirkan bagaimana anak-anak yang
yang baru saja menempuh pendidikan formal. Bagaimana mereka dididik, bagaimana
asupan pengetahuannya. Bahkan jika perlu, memikirkan bagaimana seorang anak
yang masih di dalam kandungan ibunya”.
Sumber gambar : http://insomnia.net
Sebagai
ideologi negara, pancasila diharapkan bisa diinternalisasi oleh seluruh
masyarakat Indonesia. Menjadi pedoman manusia Indonesia dalam segala
aktivitasnya di atas bumi Indonesia. Tapi dapat dikata bahwa pandangan atas
pancasila, khususnya generasi muda hari ini, mengalami degradasi. Contohnya,
semakin berkembangnya pemahaman tertentu yang hendak menjadikan agama sebagai
dasar negara di kalangan pelajar, orientasi sebagian besar keluaran institusi
pendidikan yang hanya terfokus pada kesejahteraan individual, hilangnya empati
terhadap sesama masyarakat Indonesia, serta upaya mengadopsi pemahaman dan
nilai-nilai yang tidak hidup dalam masyarakat Indonesia. Terlebih di tengah
perkembangan teknologi, khususnya teknologi informatika, semakin membuka
potensi masuknya berbagai hamparan pemahaman dari luar.
Seperti biasanya, hari buruh internasional (May Day) yang
jatuh pada tanggal 1 mei, diramaikan dengan aksi unjuk rasa dari para pekerja/buruh
dan mahasiswa. Kompas memberitakan bahwa ada 35 serikat buruh yang turun ke
jalan. Isu sentral dan tuntutan sebagian besar serikat buruh, masih sama dengan
peringatan May Day ditahun-tahun sebelumnya, yaitu kesejahteraan buruh. Serikat
buruh menuntut kenaikan upah dan pengurangan jam kerja, sedangkan buruh yang tergabung dalam perkumpulan dosen/pengajar
menuntut pengangkatan pengajar kontrak menjadi tetap/PNS, serta menuntut
kenaikan standar upah bagi pengajar. Selebihnya, mendeklarasikan mengenai
urgensi soal kendaraan politik bagi gerakan buruh.
Langganan:
Postingan (Atom)