“Demi ambisi menuju kota bersih dan
world class university, pedagang kaki lima kembali menjadi korban”
Saat ini, para pedagang kaki lima yang bertempat di daerah workshop unhas terancam akan kehilangan lahan
mencari nafkah. Hal ini disebabkan
karena tanah yang mereka gunakan sebagai lahan berdagang adalah tanah milik Unhas. Sedangkan Unhas yang
menjadi salah satu legitimasi Pemerintah Kota Makassar untuk mewujudkan visi
menuju kota bersih, dan sesuai visi untuk menuju world class university, berniat
menggusur para pedagang kaki lima yang di anggap kumuh dan mengganggu
pemandangan. Hal ini dipertegas dengan diterbitkannya surat edaran Unhas yang
memberikan ultimatum kepada para pedagang untuk segera membongkar tenda
jualannya dalam waktu yang ditentukan.
Namun karena
para pedagang tidak merespon himbauan tersebut, maka unhas kembali mengeluarkan
surat edaran yang kedua, yaitu undangan panggilan rapat untuk para pedagang. Menurut
Bapak Hamka salah satu pedagang kaki lima, pertemuan tersebut bertujuan untuk
menetapkan aturan akan adanya pajak jika para pedagang bersikeras untuk tetap
menempati tanah tersebut. Selain itu para pedagang hanya boleh berjualan
dimalam hari, dan tenda mereka tidak boleh didirikan pada siang hari, atau
system bongkar pasang. “system bongkar
pasang tenda akan menyulitkan kami untuk berjualan, karena terlalu banyak
barang yang harus kami angkat tiap harinya, apalagi untuk pedagang wanita yang
tidak mempunyai suami”. Tutur pak hamka.
Sedangkan
untuk pajak yang akan diterapkan, harga untuk setiap pedagang berbeda-beda. Seperti Pak Hamka (pedagang nasi
goreng) yang dikenakan 4
juta, mas gondrong (pedagang nasi goreng) 5 juta, Tia (pedagang
gorengan) 8 juta, warung
dian 15 juta, dan masih banyak lagi. Namun para pedagang masih tetap berusaha
untuk bernegosiasi dengan pihak Unhas guna mengurangi pajak yang akan
diterapkan. Karena mereka merasa bahwa jumlah tersebut sangat memberatkan.
Jika
menyimak kronologis di atas, apa yang terjadi jika semua aturan tersebut akan
diberlakukan untuk para pedagang kaki lima? Tentunya hal itu akan membawa beban
yang berat untuk level pedagang kaki lima seperti mereka. Karena selain waktu
untuk berdagang yang dibatasi, merekapun harus membayar pajak yang besar tiap
tahunnya. Otomatis pendapatan mereka akan berkurang jika waktu untuk berdagang
dibatasi, belum lagi pemasukan mereka harus disisihkan untuk urusan pajak. Maka
sangat jelas akan menambah beban hidup.
Tapi mengapa
niat untuk menggusur berubah menjadi pemerasan terhadap para pedagang kaki
lima? Mungkin pihak unhas ingin mengambil keuntungan lebih dari mereka. Mengingat
kasus yang pernah dialami oleh para pedagang kaki lima di pintu dua unhas,
dimana mereka terpaksa harus angkat kaki karena larangan berdagang dari pihak
Unhas. Namun sebelum angkat kaki, mereka sempat dikenakan aturan untuk membayar
pajak. Tapi ujung-ujungnya mereka tetap digusur. Sepertinya hal itulah yang
akan menimpa para pedagang kaki lima workshop. Dimana pemerasan yang dilakukan
oleh pihak Unhas hanyalah dalih untuk
mengusir mereka secara perlahan. Namun sebelum angkat kaki, terlebih dahulu pihak
Unhas ingin menikmati uang setoran pajak para pedagang. Setelah menikmati,
barulah mereka digusur. Karena visi menuju kota bersih dan world clas University akan terus
berlanjut walau apa pun yang terjadi, meski harus mengorbankan masyarakat miskin. Sungguh tidak
berperikemanusiaaan.
Unhas yang
merupakan salah satu PTN terbesar di Indonesia yang mempunyai visi pengabdian
pada masyarakat hanyalah bualan belaka. Karena ambisi busuk para birokrasi
tidak pernah memihak pada masyarakat kelas bawah.
(hasil reportase di salah satu wilayah yang di huni oleh pedagang kaki lima)
Tulisan yang sangat berani sekali :)
BalasHapusApapun yang menurut kita benar, memang layak kita perjuangkan.
hehhee...bru bljar jga...
BalasHapusslm kenal...
bisa numpang copas tulisan sebagai bahan referensi ...??
BalasHapusbisa..copas saja
Hapusyahhh itulah realita sesungguhnya,tekadang penguasa tdk mau memikirkan hal2 yg merugikan merka,yg jelas tujuan ataupun sasaran merka berjalan mulus n lancar,itulah tugas kita sbgai mahasiswa generasinpenerus bangsa harus lebih cerdas n berbudiluhur,sehingga dapat menjadi lebih baik lagi untuk kepentingan org banyak kedepannya.
BalasHapus